Thursday, January 28, 2010

Mati itu spektakuler

... setiap orang pasti merasa enggan menoleh kepada kematian, bahkan untuk sesaat pun. Tapi, ketika janji Tuhan tentang kematian datang, mereka terlempar ke dalam lubang dan jatuh dari istana-istana mereka yang tinggi, masuk ke dalam bumi..


Mereka diangkat dari kasur-kasur yang empuk dan di bawah gemerlap lampu-lampu listrik untuk dilemparkan ke dalam kegelapan kuburan. Mereka sedang berasyik masyuk ketika tiba-tiba diserahkan kepada cacing-cacing dan serangga. Alih-alih menikmati makanan dan minuman, mereka bermandikan debu, menjadikan tahanan yang kesepian tanpa seorang pun teman..
...kehidupan abadi tak pernah berakhir, dan berkahnya tak kan ada habisnya. Sayangnya, akal budi kita dikaburkan oleh ketidaksadaran. Kita terpikat oleh hiasan ruang tunggu stasiun ini, dimana masa tunggu kita akan berakhirnya dengan datangnya kereta yang kita tunggu dan tentunya telah dijadwalkan. Tentunya akan sangat menguntungkan jika seseorang dalam masa menunggunya yang pendek ini disibukkan dengan persiapan dan merencanakan barang-barang yang akan dibawanya dalam perjalanannya agar berguna kelak di tempat kedatangannya yang abadi. Sebaliknya, jika dia membuang waktu singkatnya yang berharga dengan bersantai mengelilingi tempat itu, sambil berusaha membersihkan dan menata ruang tunggu tersebut, dan yang lebih bodoh lagi sambil menyibukan diri membeli cermin dan peta untuk digantungkan di ruangan itu, sementara barang-barangnya sendiri tercecer. Maka dia tak hanya akan kehilangan waktunya yang berharga, tapi juga barang-barang berharganya...

--Mati itu spektakuler by Khawaja Muhammad Islam--

Dalam 5 thn terakhir, 5 org dlm hidupku pergi menuju kehidupan yg lebih abadi. Kepergian mereka seperti membuka mata dan menampar kesadaranku akan kehidupan yg hanya sesaat. Pertanyaan yg pernah terucap saat hati menangis mendengar kepergian mereka kini kembali terngiang saat salah seorang temanku mengabarkan ttg kesehatannya yg semakin memburuk, pertanyaan itu adalah..Siapkah aku saat kematian datang memenuhi janjinya? Apa yang sudah aku persiapkan untuk bekal hidup di dunia yg lebih abadi? Apa yang sudah aku lakukan didunia ini untuk mensyukuri anugerah Tuhan yang menciptakan aku ke dunia? Apakah aku sudah menemukan alasan mengapa Tuhan melahirkan aku ke dunia?..Pertanyaan2 itu membawaku kepada suatu pertanyaan besar..kapan waktuku akan tiba?..apakah 50 thn lagi? 30 thn lagi? 5 thn lagi? 5 bulan lagi? 1 bulan lagi? atau besok?...Apakah besok aku masih bisa menghirup udara dunia? apakah besok aku masih bisa membuka mata untuk kembali beribadah kepada Tuhanku? atau besok aku sudah terbalut kain kafan untuk pergi memenuhi janjiku?...

Dalam agama yang aku anut, ada 3 hal yang menjadi bekal untuk pergi meninggalkan dunia ini: amal dan ibadah, ilmu yg bermanfaat, dan doa anak yang soleh..tidak pernah ada alat ukur didunia ini yg bisa digunakan untuk menghitung amal dan ibadah yg telah kita lakukan..semua akan terjawab saat kita dihadapkan pada kematian..lalu bagaimana kita tau bahwa amal dan ibadah yg kita lakukan sudah cukup menjadi bekal..Seseorang pernah berkata, bekerjalah seperti kamu akan hidup seribu tahun lagi dan beribadahlah seperti kamu akan pergi meninggalkan dunia keesokan hari..apakah seseorang yang telah puluhan tahun hidup dgn beribadah tekun akan mendapat tempat yg lebih baik drpd seseorang yang baru beribadah dgn tekun di saat2 terakhir hidupnya..only God knows the answer..

Untuk menjawab pertanyaan2 diatas, yg bisa aku lakukan adalah bahwa setiap malam aku berdoa agar Tuhan memberikan kesempatan aku untuk hidup 1 hari lagi agar bisa beribadah dengan sesempurna mungkin, memberikan ilmu yang telah aku punya kepada orang lain, menjadi anak yg berbakti bagi orang tuaku, dan menjadi orang yg berguna dan bermanfaat bagi umat manusia yg lain...Amin...

No comments: